Siapa yang tidak tahu Gunung
Bromo ? Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut
itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan,
Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah
dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer
persegi. Pernahkah kalian merasa begitu sangat puas ketika sudah pernah menuju
suatu tempat?, sejujurnya aku belum pernah sampai seperti itu, salah satunya
Gunung Bromo. Tidak hanya memberikan suasana yang berbeda, tapi warna yang
diberikan juga berbeda. Jika diperhatikan Gunung Bromo akan terlihat sangat
berbeda antara musim kemarau dan musim penghujan,
 |
Gunung Bromo saat Kemarau |
 |
Gunung Bromo saat Penghujan
|
Dari gambar di atas sudah bisa
terlihat kan? bagaimana nampak perbedaan keduanya. tapi ini menurut pengalaman
pribadiku saja. Diantara kedua musim itu juga memiliki keunggulannya
masing-masing, tapi sebelum membahas itu
sebelumnya aku akan membahas tentang jalur yang harus dilewati terlebih dahulu.
Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, Gunung Bromo diapit oleh beberapa
kota dan kabupaten, masing-masing dari mereka juga memiliki jalur yang bisa
menuju Gunung Bromo. Jalur favoritku jika berangkat adalah melewati
Nongkojajar, karena berangkat dari Kota Malang, Nongkojajar merupakan jalur
yang lebih baik medannya jika dibandingkan melewati tumpang. Mengapa demikian?
Tumpang mungkin lebih dekat jika dari Kota Malang daripada Nongkojajar yang
harus kearah Pasuruan. Tapi dengan medan jalan yang berbeda jauh dari segi
kenyamanan Nongkojajar merupakan pilihan terbaik. Kenyamanan yang kumaksud
adalah jalan di Nongkojajar lebih banyak beraspal atau bisa dikatakan sekarang
hampir semua jalannya beraspal, sedangkan Tumpang jalannya lebih dipenuhi dengan
aspal yang berlubang dan jalan pleseteran tidak rata.
 |
Jalur Tumpang |
 |
Jalur Nongkojajar |
Jalur tumpang merupakan jalur
favorit para penyedia jasa travel tour bromo dari Kota Malang, sama-sama
suasana hutan dan kanan kiri pemandangannya juga hampir serupa hamparan ladang
yang terlihat simetris. pemilihan jalur ini tergantung masing-masing dari kita
bagaimana, karena jika melewati Nongkojajar kita bisa langsung menuju
Pananjakan 1 (tempat untuk mencari pemandangan sunrise) baru turun menuju
savana bromo. Lalu bagaimana dengan Tumpang? jalur tumpang bisa dibilang jalur
yang lengkap jika kita ingin menikmati seluruh keindahan TNBS (Taman Nasional
Bromo Semeru). Jalur tersebut kita bisa mampir dulu ke Coban Pelangi, sebelum
masuk pos loket TNBTS.
 |
Coban Pelangi |
Dicoban ini sendiri jika kita
memang beruntung cuaca sedang cerah, cahaya matahari akan terbiaskan oleh coban
tersebut dan akan terlihat sebuah pelangi. Selain coban pelangi jika memang
ingin ke Ranukumbolo atau mungkin akan mendaki Gunung Semeru, jalur melalui
Tumpanglah yang terbaik. Tapi jika ingin menuju Bromo melalui tumpang kita akan
melewati pasir berbisik terlebih dahulu dan terus menyusuri padang savana,
kawah bromo, dan beberapa spot lainnya. Sejujurnya aku tidak pernah berangkat
melalui Tumpang, jika pulangnya pernah karena terasa lebih dekat walaupun
medannya seperti itu.
Lalu apakah keuntungan dari tiap
musim itu sendiri?
Musim penghujan, merupakan musim
yang terbaik jika kita mengincar padang savana. Hal ini dikarenakan sepanjang
mata memandang kita akan disuguhi dengan warna hijau dimana-mana. Tidak hanya
itu jika kita menggunakan motor, ban juga tidak mudah selip karena pasir yang
dilewati lebih padat daripada musim kemarau. Musim penghujan juga menjadikan
suhu dibromo tidak begitu dingin, coba saja kita kesana dikala kemarau dinginnya
akan lebih menusuk ke tulang. Untuk sunrise? Masih bisa kita nikmati, asal
cuaca memang mendukung dan jikalau tidak dapat kita akan melihat banyak awan
yang melintas disekitaran Gunung Bromo. Walaupun mungkin warnanya terlihat
lebih biru tapi tak akan ada alasan untuk kecewa menikmati Gunung Bromo di
Musim Penghujan. Sedialah payung sebelum hujan.
|
|
|
|
|
|
Musim Kemarau, musim ini juga
tidak menutup kemungkinan kita akan terjebak oleh hujan. Tidak akan yang bisa
memprediksi cuaca secara pasti. Jika beruntung, di Musim kemarau merupakan
waktu terbaik mencari foto malam berupa bintang, atau mungkin milkyway, atau Sunrise. Warna yang
diberikan juga lebih cerah, dan lebih orange daripada biasanya. Walaupun mungkin
padang savana terlihat gersang dan jika menggunakan motor biasa akan rawan
selip ketika berada di area pasir berbisik.
Apa lagi ya? Mungkin itu dulu
yang bisa aku bagikan, kurang lebihnya akan kutambahkan lagi di cerita
berikutnya. Terimakasih sudah mau membaca tulisan ini. Oh iya untuk sementara
jalur tumpang untuk bromo masih di tutup untuk renovasi ya, hal ini karena
adanya perbaikan jalan. Dan jika emang ingin jalur amannya kita berangkatnya
melalui Nongkojajar dan pulangnya melalui daerah Probolinggo, sudah jelas jalur
dan petunjuk jalannya. Jika memang bingung Tanya saja penduduk sekitar pasti
akan di berikan jawabannya dengan baik dan ramah.
menginspirasi brooo, join my site broo, makasih.
BalasHapus